Senin, 26 Desember 2011 0 komentar

Tugas Umum

Nama : Harry Ashari
Kelas : 2eb17
NPM : 23210156
Isi      : 1. Bisnis Warnet
           2. Bisnis Pulsa
           3. Daur ulang sampah plastik
           4. Sejarah Perekonomian Indonesia
           5. Perusahaan Dagang
           6. Sertifikat Seminar : 1. Kompetisi Nasional Pasar Modal
                                            2. Seminar Batik Bekasi
                                            3. Seminar of Enterpreneurship
Bisnis Warnet
Perkembangan tekhnologi saat ini sudah semakin maju dan berkembang, masyarakat sudah menganggap internet sebagai kebutuhan dalam kehidupannya. Mulai dari anak-anak SD hingga usia tua banyak yang mengakses internet untuk tujuan-tujuan tertentu. Dari mulai untuk memasang iklan, mengerjakan tugas, chatting, main game, dan lain-lain. Meninjau dari umur kedepan sebuah bisnis warnet tampaknya masih akan terus hidup karena diperhitungkan dari pengguna internet yang semakin banyak dan semua orang belum memiliki sebuah laptop dan bahkan yang memiliki laptop tidak semuanya yang bisa mengakses internet. Selain itu, harga PC, laptop, dan alat akses utama (modem) masih terbilang mahal dikalangan masyarakat kita. Walaupun sekarang ini sudah banyak handphone yang sudah dilengkapi dengan layanan internet, itu tidak menjamin kepuasan bagi penggunanya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah bisnis warnet antara lain:

1. Modal

Langkah pertama yang harus kita lakukan tentunya adalah mencari dana (modal) untuk membangun bisnis kita. Modal merupakan faktor yang sangat menentukan dalam bisnis ini. Semakin besar modal yang kita miliki, maka pelayanan kepada para pengunjung akan lebih baik. Kalau sudah punya itu lebih baik, karena kita tidak perlu mencari modal sana-sini.


2. Lokasi

Agar para pelanggan mudah untuk mendatangi tempat kita maka kita harus memilih tempat yang strategis. Usahakan tempat untuk menjalani bisnis warnet ini di tempat-tempat yang ramai seperti didekat perumahan, sekolahan, kampus, kos-kosan mahasiswa, dan tempat anak-anak nongkrong. Tidak mesti dipinggir jalan, karena harga sewanya mungkin cukup tinggi. Perhatikan wilayah sekitar, apabila sudah ada bisnis yang sejenis maka lebih baik mencari tempat lain, karena dikhawatirkan bisnis ini tidak bertahan lama. Selain itu harus ada lahan parkir. Minimal parkir motor, karena kebanyakan orang yang datang ke warnet menggunakan motor.


3. Koneksi Internet

Berhati-hatilah bila ada Bandwith yang menawarkan harga dibawah pasaran. Biasanya harga sesuai dengan kualitasnya. Jadi bila bisnis warnet ini ingin mendapatkan kepercayaan penuh dari pelanggan, usahakan memilih yang koneksinya cepat. Untuk tambahan, sediakan antivirus yang online agar komupter tidak mudah terkena virus yang membuat kerja komputer menjadi tidak optimal dan akan mengganggu kenyamanan para pengunjung.


4. Jumlah komputer

Tidak perlu terlalu banyak dalam menentukan jumlah unit. Lihat kondisi di lapangan terlebih dahulu. Bila pengguna (pelanggan) makin hari makin banyak, baru kita bisa menambah beberapa unit lagi. Komputer yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan warnet kita, apakah untuk browsing saja atau dengan game online.


5. Ruangan

Demi kenyamanan para pemakai internet, usahakan tempatnya selalu bersih, pasang AC yang hemat energy, kursi memakai dudukan untuk tangan, beri pemisah antara ruangan. Jadikan ruangan senyaman mungkin dengan tidak membuat gerak dari si pengguna terganggu (ruangan jangan terlalu sempit dan terlalu luas). Pakai monitor LCD. Karena monitor CRT menimbulkan radiasi yang besar dibandingkan dengan LCD, selain itu LCD tidak membuat ruangan menjadi sempit.


Selain beberapa poin diatas, agar bisnis warnet tidak cepat padam kita harus melakukan manajemen yang baik. Setiap pebisnis pasti ingin bisnisnya cepat berkembang dan cepat balik modal. Maka bagaimanapun kita harus membuat pengunjung menjadi pengunjung yang setia. Jangan mematok tarif yang terlalu mahal, sediakan paket untuk para pengunjung, softdrink, dan snack.
Pilih operator. Biasanya yang dijadikan operator adalah anak sma atau lulusan sma dan teman dekat yang mengerti tentang komputer. Buat shift agar operator tidak terlalu lelah seharian didepan monitor. Berikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pengunjung. Untuk itu bisa ditambahkan fasilitas untuk printing dan burning. Selain dari warnet keuntungan bisa didapat dari printing dan burning. Bila perlu kita bisa menjual USB, software, dan peralatan yang berbau internet lainnya. Ini akan menambah citra baik warnet kita di mata para pelanggan.
 
Bisnis Pulsa

Bisnis pulsa elektronik terbilang cukup mudah dan tidak ribet seperti bisnis lain pada umumnya. Alat yang digunakan hanya sebuah handphone, cukup satu buah chip berupa GSM atau CDMA card dari operator mana saja, dan tidak perlu tempat untuk berjualan. Bisnis ini bisa dijalankan oleh semua lapisan masyarakat. Dengan bermodalkan 100.000-200.000 saja kita sudah bisa menjalankan bisnis ini. Mungkin yang menjadi pertanyaan mendasar bagi para pebisnis pulsa adalah apakah bisnis ini menghasilkan untung yang banyak? sementara saat ini agen dan kios pulsa sudah ada dimana-mana. Itulah yang menyebabkan kebanyakan orang takut bisnis pulsanya tidak berjalan denga baik. Bisnis pulsa bila dilihat sepintas memang merupakan bisnis yang sangat mudah, tidak perlu punya banyak modal, dan tidak banyak kendala seperti bisnis lainnya. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Pada umumnya berhasil atau tidaknya suatu bisnis tergantung kepada yang menjalankannya. Hukum itu berlaku pada semua bisnis termasuk bisnis pulsa. Kita dituntut untuk aktif. Maksud dari aktif disini adalah harus mudah bergaul dengan orang lain sehingga kita mempunyai banyak kenalan dan mendapatkan banyak informasi. Dengan demikian proses pemasaran dari bisnis ini mudah dilakukan. Jadi, bila ingin bisnis pulsa ini benar-benar berkembang dengan baik, maka bekerjalah layakmya pebisnis sungguhan (bukan hanya sekedar sampingan)



Memulai Bisnis

Untuk memulai bisnis ini yang harus kita lakukan adalah memilih apakah ingin menjadi agen atau reseller. Yang mencakup semua lapisan masyarakat dan tidak perlu memerlukan modal besar adalah reseller. Ini sangat cocok bagi mahasiswa yang ingin mendapat uang saku lebih dengan cara yang halal. Hehehehe... dengan kata lain jualan pulsa adalah sampingan yang cocok untuk mahasiswa.
Transaksi bisnis pulsa sangat mudah sekali. Karena semua transaksi dilakukan melalui handphone kita sendiri (SMS). Dengan kata lain dimana pun kita bisa melakukan SMS, dimana pun juga kita bisa menghasilkan uang. Untuk memulainya kita hanya mendatangi counter tempat menjual pulsa. Selengkapnya kita bisa tanya-tanya kepada sang pemilik counter, lebih bagus bisa partneran.



Bisnis Kecil Tapi Lumayan

Bila dihitung-hitung, untung yang diperoleh lumayan besar. Misalnya pulsa 5.000 dijual 6.000/6.500/7.000 tergantung dari berapa untung yang ingin diperoleh dari setiap transaksinya. Bila pulsa dijual 6.000 untung yang diperoleh kurang lebih 500. Berarti jika pada hari itu melakukan sebanyak 20 transaksi, untung yang diperoleh pada hari itu juga sebesar kurang lebih 10.000an. Kalikan dengan 30 hari (1 bulan). Maka dalam sebulan untung dari hasil transaksi yang bisa dinikmati sebesar 300.000. lumayan bukan??sama dengan gajih assisten lab. :)
Cara agar transakasi pulsa meningkat adalah dengan mengajak teman atau sudara ikut berjualan. Saya beri ilustrasi sebagai berikut.

Yang terpenting pilih teman yang dipercaya untuk mengembangkan bisnis ini. Ajak tanpa harus mengeluarkan modal sedikitpun. Sebut saja teman yang kita ajak bernama A. Tugas si A hanya menghubungi kita dengan SMS. Buat dulu perjanjian, pulsa 5.000 kita patok dengan harga 6.000. Berarti si A harus menjual diatas harga tersebut (misal 6.500 atau bisa lebih). Si A bisa memberi alternatif kepada pembeli yang belum mempunyai uang untuk membayar. Dikalangan pelajar atau mahasiswa dikenal dengan istilah “ngutang dulu”, dengan ketentuan harga kas (langsung bayar) dengan ngutang berbeda. Untuk ngutang si A mematok harga lebih dari 6.500 (misal 7.500). Dengan demikian si A mendapat keuntungan 5.00 dari setiap transaksinya secara kas dan mendapat 1.000 bila ada yang menghutang.
Dengan sistem seperti itu keduanya sama-sama di untungkan. Penjualan kita bisa naik dan tentunya untung yang diperoleh pun lebih banyak. Bila merasa kurang, bisa ajak teman yang lain untuk bergabung. 


Daur ulang sampah Plastik


Populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup. Kalau populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Tetapi yang sedang menjadi persoalan saat ini adalah populasi manusia tidak bertahan pada taraf yang ideal. Karena populasi yang tidak terkendali itu maka terciptalah banyak pengangguran dan lingkungan pun menjadi “sumpek”, terutama di kota-kota besar. Sampah dan pengangguran menjadi kendala utama yang mengancam masalah lingkungan di negara Indonesia yang sangat dicintai ini. Sampah yang paling sulit diatasi adalah sampah plastik. Sampah plastik di sektor pertanian saja mencapai 100 ton, belum dari sector lainnya.

Selama ini sampah plastik hanya dilihat sebagai sampah semata. Hampir dari semua manusia yang melihat sampah plastik tidak pernah terpikir bahwa dari sampah tersebut dapat diciptakan suatu lapangan kerja baru yang dapat mengatasi masalah pengangguran saat ini dan tentunya juga dapat menghasilkan uang sebagai sumber matapencaharian. Selain itu, sampah plastik juga bisa dijadikan bisnis yang menarik untuk diterjuni.
Jenis usaha daur sampah plastik terbilang handal dan fleksibel karena permintaan pasarmya terus meningkat.

Beberapa tahun kebelakang ini daur ulang sampah plastik memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Mulai banyak orang yang menjalankannya semenjak pemerintah menggalakan penghijauan karena munculnya global warming. Tetapi banyak juga dari masyarakat yang menganggapnya sebagai angin lalu.

Sebenarnya bisnis ini lebih mengutamakan kreativitas daripada modal. Dari plastik ini bisa diolah menjadi tas dan pernak-pernik yang unik. Semakin kreatif anda mengubah plastik menjadi barang yang lebih baik semakin mahal pula harganya.

Dari sampah bisa disulap menjadi rupiah. Sebenarnya banyak pilihan di bisnis sampah plastik ini. Bisa mendaurnya untuk kalung, gelang, gantungan HP, tas, payung, dan lain-lain.

Untuk memulai mendaur plastik menjadi suatu benda yang berguna dan memiliki nilai ekonomi harus dilakukan beberapa langkah berikut,
1. Pisahkan antara sampah kering dengan sampah basah
2. Bersihkan sampah kering seperti bungkus makanan ringan, mi instant, kopi, susu, dan deterjen.
3. Plastik yang sudah dibersihkan dipotong sesuai dengan pola barang yang akan dibuat.
4. Selanjutnya gunakan kreativitas anda untuk membuat barang yang unik dan menarik.
Kerajinan dari sampah plastik sudah menjadi produk fashion tersendiri. Jadi apa yang perlu ditakutkan untuk memulai bisnis ini?
Toh pasarnya pun menjanjikan.!!

Buat jadi seberkualitas mungkin. Puaskan para pelanggan dengan kreativitas dan ide dari dalam pikiran kita.

Sejarah Perekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia pada saat pertama kali merdeka sangat buruk, hal ini karena tingkat inflasi yang sangat tinggi, penyebabnya adalah pada saat itu beredar lebih dari satu mata uang yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Dengan keadaan perekonomian yang seperti ini sangatlah buruk bagi kelangsungan perekonomian Negara Indonesia.
Yang menyebabkan perekonomian Indonesia sangat buruk selain inflasi adalah karena Indonesia dijajah oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang dalam jangka waktu yang amat lama, kurang lebih 350 tahun. Mereka mengeksploitasi kekayaan alam negeri ini dengan skala yang sangat besar. Pada saat itu para penjajah dengan seenaknya menentukan sistem perekonomian negeri ini, misalnya “cultuurstelste” yang membuat keringat rakyat kita pada saat itu terkuras habis dan tentunya hasil dari kerja keras mereka tidak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan terlebih sistem kerja paksa “rodi” saat itu masih berlaku.
Pada masa demokrasi liberal perekonomian Indonesia kian terpuruk. Perekonomian diserahkan seutuhnya kepada pasar. Padahal saat itu pengusaha pribumi masih sangat lemah, dan akibatnya mereka kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi.
Dari tahun ke tahun Indonesia berjuang demi memperbaiki perekonomiannya hingga saat ini, dan tentunya ini bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Banyak usaha yang dilakukan dalam rangka memperbaiki perekonomian Indonesia. Misal pada saat pemerintahan SBY tahun 2006 yang menaikan harga BBM (mencabut subsidi BBM) dan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Hal ini banyak mengundang kontroversi dari berbagai kalangan. Yang sangat jelas terlihat adalah program BLT. Bantuan tunai dari pemerintah justru tidak sampai ke tangan rakyat yang membutuhkan secara menyeluruh. Banyak dari rakyat kecil yang tidak menikmati bantuan tunai dari pemerintah itu.

Perusahaan dagang

PERUSAHAAN DAGANG

Sekilas tentang Perusahaan Dagang.
Perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan jasa. Mengapa demikian? Karena perusahaan dagang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk barang yang sudah dibeli. Sedangkan perusahaan jasa adalah perusahaan yang menawwarkan jasa kepada konsumen/pelanggan. Perbedaannya terletak pada apa yang dijual. Perusahaan dagang menjual benda/barang yang memiliki bentuk. Sehingga dalam kenyataannya perusahaan dagang mempunyai gudang sebagai tempat penyimpanan barang. Ini akan menimbulkan akun yang bernama persediaan barang dagangan.
Persediaan barang dagang ada dua. Yaitu persediaan barang dagang awal dan persediaan barang dagang akhir. Persediaan barang dagang awal adalah barang yang pertama dibeli oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. Pada saat memulai usaha tentunya perusahaan membeli barang untuk dijual kembali. Nah, itulah yang dimaksud barang dagang awal. Setelah menjalankan kegiatan maka akan terdapat sisa dari barang dagang yang telah dibeli di awal. Ini yang dimaksud dengan sediaan barang dagang akhir.
Transaksi-transaksi khusus Perusahaan Dagang
1.      1. Penjualan
Penjualan sama dengan pendapatan. Jadi akan bertambah dikredit dan berkurang didebet.
a.       Penjualan Tunai
Ex. PT. Tukul menjual barang dagangan kepada PT. Arwana sebesar 10.000. Maka jurnalnya adalah
Kas                  10.000
Penjualan         10.000
b.      Penjualan Kredit
Ex. PT. Tukul menjual barang dagangannya kepada PT. Arwana sebesar 10.000 secara kredit dengan syarat 2/10, n/30. Maka jurnalnya adalah
Piutang dagang             10.000
Penjualan                     10.000
c.       Potongan Penjualan
Potongan penjualan adalah potongan harga yang diberikan kepada pembeli jika si pembeli membayar pada syarat pembayaran yang telah ditentukan. Seperti contoh diatas 2/10, n/30. Ini berarti jika pembeli membayar pada tempo 10 hari dari tanggal faktur maka pembeli akan memperoleh potongan sebesar 2% dan akan jatuh tempo dalam waktu 30 hari. Dengam asumsi kita sebagai penjual.
Ex. PT. Arwana membayar utangnya pada periode potongan kepada PT. Tukul. Maka jurnalnya adalah
Kas                  9.800
Pot. Penjualan  200
Piutang dagang             10.000
d.      Retur dan Keringanan harga Penjualan
Ini akan terjadi bila barang dagangan yang telah dijual kepada pembeli mengalami kerusakan, tidak sesuai dengan pesanan, dan lain-lain. Barang tersebut akan dikembalikan lagi kepada penjual.
Ex. PT. Arwana mengembalikan kembali barang yang telah dibeli dari PT. Tukul karena rusak. Maka jurnalnya adalah
Retur Penjualan                       10.000
Piutang dagang                         10.000
2.     2.  Pembelian
Pembelian adalah keadaan dimana kita membeli barang untuk dijual kembali. Pembelian akan mengurangi kas. Sehingga tiap terjadi pembelian akan berada di debet.
a.       Pembelian Tunai
Ex. PT. Tukul membeli barang dari PT. Rinaldi sebesar 20.000. Maka Jurnalnya adalah
Pembelian        20.000
Kas                              20.000
b.      Pembelian Kredit
Ex. PT. Tukul membeli barang dari PT. Rinaldi sebesar 20.000 secara kredit dengan syarat 2/10, n/30. Maka jurnalnya adalah
Pembelian        20.000
Utang Dagang              20.000
c.       Potongan Pembelian
Potongan pembelian berlaku bagi pembeli yang membayar utangnya pada saat periode terdapat potongan, dengan asumsi kita sebagai pembeli.
Ex. PT. Tukul membayar utangnya kepada PT. Rinaldi sebesar 20.000. Maka Jurnalnya adalah
Utang dagang   20.000
Pot. Pembelian             400
Kas                              19.600
d.      Retur dan Keringanan Pembelian
Ini tidak berbeda dengan retur dan keringanan penjualan. Hanya saja retur dan keringanan pembelian disini dipandang dari sudut pembeli.
Sertifikat Seminar





 
Kamis, 15 Desember 2011 0 komentar

Tugas Khusus 2 2EB17

SISA HASIL USAHA
1)     Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut :
·         Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
·         SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
·         Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
·          Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
·         Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
·         Semakin besar transaksi(usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.

Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut.
  1.  SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
  2. Bagian (persentase) SHU anggota
  3. Total simpanan seluruh anggota
  4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota
  5. Jumlah simpanan per anggota
  6. Omzet atau volume usaha per anggota
  7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
  8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota
ISTILAH-ISTILAH INFORMASI DASAR
         SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi koperasi setelah pajak (profit after tax)
         Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa), antara anggota terhadap koperasinya.
         Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya.
         Omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan.
         Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota
         Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggota.
RUMUS PEMBAGIAN SHU
         Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
         Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut: Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
         Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.


SHU PER ANGGOTA
         SHUA = JUA + JMA
Di mana :
SHUA  = Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA        = Jasa Usaha Anggota
JMA    = Jasa Modal Anggota   
SHU PER ANGGOTA DENGAN MODEL MATEMATIKA
·         SHU = JUA + JMA, dimana
 SHU = Va/Vuk . JUA + Sa/Tms . JMA
 Dengan keterangan sebagai berikut :
 SHU : sisa hasil usaha
 JUA : jasa usaha anggota
 JMA : jasa modal sendiri
 Tms : total modal sendiri
 Va : volume anggota
 Vak : volume usaha total kepuasan
 Sa : jumlah simpanan anggota
CONTOH KASUS
   SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

Contoh :
Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi A Tahun Buku 1998 (Rp000)
Penjualan /Penerimaan Jasa
 Rp             850,077.00
Pendapatan lain
 Rp             110,717.00
 Rp             960,794.00
Harga Pokok Penjualan
 Rp           (300,539.00)
Pendapatan Operasional
 Rp             659,888.00
Beban Operasional
 Rp           (310,539.00)
Beban Administrasi dan Umum
 Rp             (35,349.00)
SHU Sebelum Pajak
 Rp             214,000.00
Pajak Penghasilan (PPH Ps 21)
 Rp             (34,000.00)
SHU setelah Pajak
 Rp             280,000.00
b. Sumber SHU
SHU Koperasi A setelah pajak Rp 280.000
Sumber SHU:
- Transaksi Anggota Rp 200.000
- Transaksi Non Anggota Rp 80.000

c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A:
1. Cadangan : 40% X 200.000 ; Rp 80.000
2. Jasa Anggota : 40 % X 200.000 : Rp 80.000
3. Dana Pengurus : 5% X 200.000 : Rp 10.000
4. dana Karyawan : 5 % X 200.000 : Rp 10.000
5. dana Pendidikan : 5 % X 200.000 : Rp 10.000
6. dana Sosaial : 5 % X 200.000 : Rp 10.000

Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut:
jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000
Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000

d. jumlah anggota,simpanan dan volume usaha koperasi:
jumlah Anggota : 142 orang
total simpanan anggota : Rp 345.420.000
total transaksi anggota : Rp 2.340.062.000.

 Contoh: SHU yang dierima per anggota:
SHU usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62
SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58;.

Dengan demikian jumblah SHU yang diterima Adi Adalah:
Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200;
           


PRINSIP KOPERASI
         Prinsip Munkner
         Prinsip Rochdale
         Prinsip Raiffeisen
         Prinsip Herman Schulze
         Prinsip ICA (International Cooperative Allience)
         Prinsip Koperasi Indonesia versi UU No. 12 tahun 1967
         Prinsip Koperasi Indonesia versi UU No. 25/1992

Prinsip munker
         Keanggotaan bersifat sukarela
         Keanggotaan terbuka
         Pengembangan anggota
         Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
         Manajemen dan pengawasan dilaksanakan scr demokratis
         Koperasi sbg kumpulan orang-orang
         Modal yang berkaitan dg aspek sosial tidak dibagi
         Efisiensi ekonomi dari perusahaan  koperasi
         Perkumpulan dengan sukarela
         Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
         Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi
         Pendidikan anggota
Prinsip Rochdale
         Pengawasan secara demokratis
         Keanggotaan yang terbuka
         Bunga atas modal dibatasi
         Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding dengan jasa masing-masing anggota
         Penjualan sepenuhnya dengan tunai
         Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
         Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip anggota
         Netral terhadap politik dan agama
Prinsip Raiffeisen
         Swadaya
         Daerah kerja terbatas
         SHU untuk cadangan
         Tanggung jawab anggota tidak terbatas
         Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
         Usaha hanya kepada anggota
         Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang
Prinsip Herman Schulze
         Swadaya
         Daerah kerja tak terbatas
         SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota
         Tanggung jawab anggota terbatas
         Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan
         Usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota
Prinsip ICA
         Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan  yang dibuat-buat
         Kepemimpinan yang demokratis atas dasar satu orang satu suara
         Modal menerima bunga yang terbatas (bila ada)
         SHU dibagi 3 : cadangan, masyarakat, ke anggota sesuai dengan jasa masing-masing
         Semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus menerus
         Gerakan koperasi harus melaksanakan kerjasama yang erat, baik ditingkat regional, nasional maupun internasional
PRINSIP / SENDI KOPERASI MENURUT UU NO. 12/1967
         Sifat keanggotaan sukarela dan terbuka untuk setiap warga negara Indonesia
         Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi  sebagai pemimpin demokrasi dalam koperasi
         Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing anggota
         Adanya pembatasan bunga atas modal
         Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya
         Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka
         Swadaya, swakarta dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada diri sendiri
PRINSIP KOPERASI UU NO. 25 / 1992
         Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
         Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
         Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
         Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
         Kemandirian
         Pendidikan perkoperasian
         Kerjasama antar koperasi
Contoh kasus dalam Prinsip Koperasi:

 1. Dugaan Adanya surplus
 Surplus secara alami merupakan batas pengaman yang dipakai untuk menjaga kelangsungan pengoperasian perusahaan koperasi. Surplus dana juga digunakan untuk membiayai pendidikan anggota-anggotanya. Kesuksesan sebuah koperasi tergantung pada besarnya tingkat seberapa baik anggota-anggotanya memahami prinsip-prinsip koperasi melalui pendidikan yang mereka enyam. Pembiayaan pendidikan perkoperasian dengan menggunakan surplus dana koperasi menciptaka ketidakadilan diantara anggota-anggotanya. Sebagai contoh dua anggota dalam sebuah koperasi konsumsi. Salah satunya memegang keanggotaan koperasi selama beberapa tahun serta memahami prinsip-prinsip koperasi. Ia memiliki banyak anak, kondisi perekonomiannya tidak begitu bagus. Ia membelanjakan uangnya melalui koperasi untuk memberi makan keluarganya dan dengan begitu, ia menyumbangkan dana surplus bagi koperasi. Sedangkan anggota yang satunya bergabung dengan koperasi. Ia muda, belum memiliki anak, dan kondisi perekonomiannya cukup bagus. Ia berbelanja beberapa barang dikoperasi, sehingga ia tidak menyumbang banyak dana surplus.

 Koperasi memutuskan untuk menggunakan dana surplus untuk membiayai pendidikan perkoperasian anggota-anggotanya (referensi Rochdale) Anggota yang menyumbang dana surplus lebih banyak harus ikut membiayai pendidikan seorang anggota lain yang menyumbang lebih sedikit. Praktek-praktek seperti ini terjadi di sebagian besar koperasi seluruh dunia. Pendidikan perkoperasian boleh saja, asalkan jangan pernah menggunakan dana surplus untuk membiayainya.

 Penggunaan dana surplus untuk membayar bunga modal saham diabadikan dalam perundang-undangan koperasi di sebagian besar negara di seluruh dunia. Jumlah bunga yang seimbang dibayarkan atas saham dari nilai yang sama kepada seluruh anggota koperasi dalam pembiayaan koperasi dari sebuah sumber yang tidak diciptakan secara sama oleh anggota-anggotanya melainkan berdasar atas partisipasi anggotanya dalam usaha-usaha koperasi. Mengapa seorang anggota yang berpartisipasi lebih besar harus menerima deviden yang sama besar dengan anggota koperasi bagaimanapun juga seharusnya tidak perlu diberi kompensasi.

 Penggunaan dana surplus untuk membiayai dana cadangan koperasi juga merupakan sebuah kesalahan. Jika sebuah koperasi memutuskan untuk menciptakan dana cadangan sebagai cara untuk mengamankan nilai aslinya, tindakan ini seharusnya dibiayai oleh seluruh anggota secara sama besar.


 
;