Sabtu, 13 Oktober 2012

Tugas Softskill Penalaran Deduktif

Nama    : Harry Ashari
NPM    : 23210156
Kelas    : 3EB17
Tugas    : Bahasa Inodnesia 2 #
Materi   : Penalaran Deduktif

             Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Penarikan kesimpulan dengan cara deduktif tidak menghasilkan pengetahuan baru, karena kesimpulannya telah tersirat pada premisnya. Atau dengan kata lain penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasar pada suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme.


Jenis penalaran deduktif  yaitu :
  • Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi
  • Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
  • Silogisme Alternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. 
  • Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.  
            1. Silogisme Kategorial
Terjadi dari 3 proposisi :
1. Premis umum : Premis Mayor (My)
            2. Premis khusus : Premis Minor (Mn)
            3. Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. 

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai
berikut:
1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua murid SMA selalu melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin
            Mn : Harry adalah murid SMA
            K   : Harry selelu melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin.
Penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang berifat umum kepada yang khusus. 
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
contoh :
My : Jika tidak ada air, makhluk hidup akan mati.
Mn : Air tidak ada.
K   : Makhluk hidup akan mati. 
           3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
contoh :
My : Ayah saya berada di kantor atau luar kota.
Mn : Ayah saya berada di kantor.
K   : Ayah saya tidak berada di luar kota
            
           4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
 Contoh:
  • Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
  • Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
.
Silogisme Menyimpang
Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.
CONTOH :
“Mereka yang tidak naik kelas semuanya adalah murid yang malas belajar. Kamu kan rajin belajar. Tidak usah takut tidak naik kelas.”
Bentuk standar:
-          Semua murid yang rajin belajar bukanlah murid yang akan tidak naik kelas.
-          Kamu adalah murid yang rajin belajar
-          Kamu bukanlah murid yang akan tidak naik kelas

0 komentar:

Posting Komentar

 
;